Ibadat Adven I di Lingkugnan St. Anastasia dilaksanakan di rumah bapak Sumarji dimulai jam delapan tepat, karena seperti biasa dilingkungan kami suka pake jam karet yagn kalo kena hujan atau yang lainnya suka molor. Peserta yang hadir cukup lumayan mencapai 90 % dari tempat duduk yang ada, sekitar 6 orang ditambah satu orang anak berumur 12 tahunan, ikut karena dia anaknya yang punya rumah. Suasana sangat meriah hampir semua peserta memberikan sharingnya dalam menanggapi bab refleksi yang disajikan oleh pasilitator.
Pertemuan malam itu mendalami krisis iman yang kerap terjadi ditengah umat beriman. Salah satu peserta, kebetulan beliau seorang ketua lingkungan mengawali sharingnya tentang kehidupan yang mengalami krisis iman pada masa lalu. Kehhidupan yang dialaminya terkesan sangat kompleks. Karena masa kecilnya berasal dari ligkungan atau keluarga muslim. Ayah seorang Katholik (KTP) dan ibu seorang muslim. Bagaimana mungkin dibesarkan oleh seorang ibu yang muslim lantas kehidupannya yang sekarang menjadi seorang aktifis gereja (ketua lingkungan), bahkan ibu dan saudara-saudaranyanya menjadi Katolik. “Pada awalnya memang keluarga saya tak pernah menemukan suasana yang damai. Hampir setiap hari keributan mewarnai setiap langkah hidup saya dan keluarga. Masalah yang sangat kecil sekalipun bisa menjadi api yang menyulut bensin, kemudian berkobar menjadi besar.“(:Chris). Kehidupan gereja yang di alaminya terkesan diam-diam dilakukannya, kalau-kalau nanti akan menambah runyam urusannya. Berbekal iman yang teguh meskipun ditengah badai yang slalu datang dan tidak bisa diprediksi kapan datangnya dan ombak yang mungkin sewaktu waktu menerpa dirinya, beliau juga dibaptis. Pembaptisan yang membawa rahmat baginya dan bagi keluarga. Rasa tanggung jawab pada dirinnya membuatnya ingin segera keluar dari permasalahannya. Tanggung jawab pada Allah dan keluarga menuntun langkahnya kepada setiap masalah yang timbul dalam keluarga. Ketika terjadi percekcokan antara ibu dan bapak selalu dihampirinya salah satu dari mereka untuk diberikan masukan. Mungkin terlalu exstrim kalo dibilang nasihat, sebuah masukan dari seorang anak yang merindukan kedamaian dalam keluarga. Singkat cerita apa yang telah dilakukan bertahun-tahun adalah hanya untuk menjadikan keluarga yang harmonis tecapai juga seorang ibu kini menjadi seorang Katolik, saudara-saudarapun ikut serta menjadi pengikut Kristus.
Patut untuk direnungkan oleh kita semua, bahwa kehidupan keluarga yang tidak harmonis bukan berarti menciptakan kehancuran bagi anggota keluarganya. Bahkan bisa dijadikan sebuah lahan untuk kita dalam melaksanakan tugas sebagai pengikut Kristus. Semua umat yang percaya kepada Kristus Yesus pasti tahu, apa tugas yang di berikan kepada kita? Sederhana saja CINTA KASIH yang membawa kedamaian, disetiap tempat dan suasana.
Peserta yang lain lagi berceritra dengan versi yang mirip karena dia juga berasal dari keluarga non Katolik, ayah Hindu dan ibu Islam, tetapi Yesus berkarya dalam dirinya yang pada akhir sharingnya menceritrakan bahwa saudara-saudara kandungnyapun ikut ajaran Kristus. Padahal dianya sendiri ikut Katolik gara-gara ketemu seorang gadis yang sekarang menjadi isterinya.
Peserta yang lain lagi lebih unik, dia mewarnai kehidupannya dengan bergaul dalam masyarakat muslim, aktif di masyarakat dengan tidak membawa bendera Katolik, karena mungkin krisis iman juga terjadi pada saat itu. Ia belum aktif di lingkungan bahkan belum tahu dilingkungan mana dia tinggal. Coba kalo pada saat itu membawa bendera, akan lain masalahnya dan akan luar biasa karyanya. Akan tetapi banyak segi positif yang kita peroleh, dari hubungannya yang luas dalam masyarakat, setelah aktif di gerejapun akan menjadi jembatan yang memperpendendek jalan yang menghubungkan antara umat Katolik dengan umat lainnya sehinga hubungan baik dan rasa hormat menghormati diharapkan akan tercipta dalam masyarakat atau lingkungan sekitar.
Banyak lagi ceritra yang disharing oleh umat sambil senda gurau penuh keceriaan, kehidupan pribadi dan keluarga masing-masing yang disajikan sangat patut untuk direnungkan oleh peserta yang hadir. Tidak sia-sia hadir didalam ibadat tersebut, karena telah membawa pulang banyak hal yang akan menjadi bahan refleksi diri kita. Tidak ada debat dalam tukar pengalaman iman tersebut, karena semua yang disajikan oleh peserta yang satu di simak oleh peserta yang lainnya. Ketika ada yang lucu dikomentari dengan celaan yang lucu juga. Akhirnya tercipta suasana yang hangat diantara kita sampai tak terasa wakt telah menunjukan jam 21.15 WIB dan segera ibadat dilanjutkan dengan doa umat sebagai ujud dari refleksi setiap peserta. Setelah doa penutup dan lagu, kembali peserta melanjutkan senda gurau sambil menikmati hidangan yang disiapkan oleh ketua lingkungan. Satu peserta pulang karena dia dari wilayah lain dan rumahnya jauh, dia datang dalam rangka wakuncar, akhirnya peserta lainpun ikut berpamitan dan pulang dengan membawa berkat dan damai Tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar